Sabtu, 13 Agustus 2011

SEBUAH TANYA di MANDALAWANGI-PANGRANGO

Salah satu mimpiku telah kugapai, Duduk di tugu Puncak Triangulasi Pangrango, dan menyepi di Mandalawangi..Lembah mandalawangi memang indah, sepi, karena tak banyak yang nge-camp di sini.paling tidak tak sebanyak di Alun-alun Surya Kencana. Setengah jam menikmati Edlweiss, Bunga-bunga yang manis kalau kata Soe Hok-gie. Jadi ingat dengan Puisi Soe Hok-gie yang cukup di kenal di kalangan Mapala dan para pendaki gunung seperti ku..Puisi yang memakai tempat ini sebagai judulnya.. "Mandalawangi-Pangrango"

Mandalawangi-Pangrango

Senja ini, ketika matahari turun ke dalam jurang-jurang mu
aku datang kembali
kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu
walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku
aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta
malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua
“hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya"
tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
terimalah dan hadapilah
dan antara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara
aku terima ini semua
melampaui batas-batas hutanmu,
melampaui batas-batas jurangmu
aku cinta padamu Pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup

Jakarta, 19 Juli 1966

Serta 2 Puisi lain yang menyebut Lembah Mandalawangi di dalamnya..

Sebuah Tanya
Akhirnya semua akan tiba pada pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih berbicara selembut dahulu
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?

sambil membenarkan letak leher kemejaku
(Kabut tipispun turun pelan-pelan di lembah kasih,
lembah Mandalawangi
Kau dan aku tegak berdiri
melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
Apakah kau masih membelaiku selembut dahulu
ketika kudekap kau dekaplah lebih mesra,

lebih dekat
(Lampu-lampu berkedipan di Jakarta yang sepi
kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya
kau dan aku berbicara tanpa kata, tanpa suara
ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
Apakah kau masih akan berkata kudengar derap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua

kecuali dalam cinta
(Haripun menjadi malam kulihat semuanya menjadi muram
wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara
dalam bahasa yang tidak kita mengerti
seperti kabut pagi itu)
Manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru

Selasa, 1 April 1969
dan ini puisi terakhir Soe Hok Gie yang tak berjudul..

Ada orang yang menghabiskah waktunya berziarah ke Mekah
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza
Tapi aku ingin habiskan waktu di sisimu, sayangku
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
Atau tentang bunga-bunga yang manis di Lembah Mandalawangi
Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
Tapi aku ingin mati di sisimu, manisku
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu
Mari sini sayangku
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung
Kita tak pernah menanamkan apa-apa, kita tak ’kan pernah kehilangan apa-apa

Selasa, 11 November 1969 
Begitu cintanya Gie pada Mandalawangi..tapi memang, Lembah seluas 5 hektar yang ditumbuhi Edlweiss itu benar-benar indah..dan sepi...dan di situlah Jasat Soe Hok-gie yang telah di kremasi menjadi abu di tebarksn..disebar di antara Bunga-bunga manis, rerumputan, mata air, jurang-jurang..di seluruh penjuru Lembah Mandalawangi..Suatu saat aku akan kembali mengunjungimu, Mapala Sejati..Pendaki gunung yang abadi...di tempatmu menyepi, Lembah Mandalawangi...

Rabu, 03 Agustus 2011

GEDE-PANGRANGO EXPEDITION

Huy para pecinta petualangan..kali ini aku ingin berbagi foto-foto pendakianku di gunung Gede-Pangrango yang kulakukan tanggal 27-29 juli 2011.
Catatan perjalanannya menyusul ya..lagi malez nulis..
hehehe..

 Puncak Gunung Gede
27 Juli 2011, 5.15 pm

 Puncak Gunung Gede
27 Juli 2011, 5.15 pm

 Puncak Gunung Pangrango
28 Juli 2011, 10.15 am

 Lembah Mandalawangi, Gunung Pangrango
28 Juli 2011

Untuk foto-foto selengkapnya bisa dilihat di 

FOTO PAKE TOGA DI PUNCAK GUNUNG

Taufiq Bayu Pamungkas, A.Md a.k.a Kakex (C-001-PMTG)
Puncak Merapi Pasca Erupsi, Juli 2011

Satu saat kan ikuti jejakmu, Kawan..
Mengenakan toga di puncak gunung seperti mimpi yang telah kau wujudkan..
karena itu juga mimpiku...
Entah di gunung mana..tapi ku berharap bisa di Mahameru...
Amiin...

CONGRATULATION KEX..
FOR THE GRADUATION..AND FOR "THE DREAM COMES TRUE"..
NICE PICTURE...