Rabu, 28 September 2011

Mahameru Semakin Dekat Saja

     Berdiri di Mahameru, tanah tertinggi di Pulau Jawa ini, masih sebatas mimpi bagiku. alasannya?? Pertama, kondisi dompet yang belum memungkinkan, dan yang kedua,  timing yang belum pas. Tapi Desember ini aku berencana menjelajahi keindahan Gunung Semeru ini bersama Ririt a.k.a Cebret (C-033-PMTG), Sahabat mendakiku di PMTG adventure.
     Entah mengapa, tapi hingga hari ini aku seperti terobsesi untuk mendaki gunung ini. Mungkin karena ini adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa, dan Masuk Seven Summit of Indonesia, atau karena keindahan yang kulihat dari fotot-foto dan juga cerita-cerita dari teman dan juga dari Internet. Atau Mungkin keduanya. Tumpang - Ranu Pani - Ranu Kumbolo - Tanjakan Cinta - Oro-oro Ombo - Tegalan Jambangan - Kalimati - Arcopodo - Tugu Memoriam Soe Hok Gie - Mahameru. Aku sampai hafal.
     Desember semakin dekat saja, semoga kali ini rencanaku bisa berjalan, dan mimpiku bisa kugapai. Dan hari ini, setiap hari,,Mahameru Semakin dekat saja...

     Ini adalah foto-foto Pendakian Semeru yang ku-download dari FB teman-teman yang sudah lebih dulu kesana.. ( FB : Anink Ni & Ray Sapta )

Ranu Pani

Ranu Kumbolo (2400 mdpl) berkabut

Ranu Kumbolo (2400 mdpl)

Ranu Kumbolo (2400 mdpl)

Ranu Kumbolo (2400 mdpl)
Ranu Kumbolo

Merah Putih di Ranu Kumbolo
Camping site, Ranu Kumbolo
Tanjakan Cinta

Tracking to Kalimati

 Tracking to Kalimati
Kalimati

Kalimati
Tracking
Mahameru dari Kalimati
View from the track

View from the Track
Melihat Track dari Track
Track To Mahameru
Track To Mahameru
Memorial of Soe Hok Gie & Idhan Lubis
Mahameru (3676 mdpl)
Kawah Jonggring saloka, Mahameru (3676 mdpl)
Background Jonggring Saloka
Mahameru (3676 mdpl)

Tri Amirullah "KHALNUS" on Mahameru (3676 mdpl)
Mahameru (3676 mdpl)

wanna join us..??
Let's prepare ourselfs...to stand on the highest land in the Java Island..
on December..
PMTG ADVENTURE..MAHAMERU...3676...

GUNUNG ARGOPURO


 Gunung Argopuro ( 3.088 m.dpl ), termasuk jenis gunung yang mempunyai banyak puncak di jajaran Pegunungan Iyang. Gunung ini terletak di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur dan berada dalam pengawasan Sub BKSDA ( Balai Konservasi Sumber Daya Alam ) wilayah Jember. Gunung Argopuro merupakan gunung yang mempunyai jalur pendakian terpanjang diantara jalur gunung-gunung di Pulau Jawa lainnya. Memiliki peninggalan bersejarah dari Zaman Prasejarah hingga masa pendudukan Jepang.
Jalur Pendakian
Jalur pendakian menuju Gunung Argopuro terdapat 2 jalur utama yang umum dipakai oleh para pendaki, yang pertama adalah Jalur Baderan, Besuki. Ini adalah jalur terpanjang di Jawa. Dan yang kedua lewat Jalur Desa Bremi, Probolinggo. Tapi umumnya para pendaki menggunakan Jalur Bremi, Probolinggo dibandingkan Jalur Baderan Situbondo.Alasan adalah jalur Bremi lebih dekat menuju puncak.
Perjalanan ke Gunung Argopuro ini rata - rata membutuhkan waktu kurang lebih 20 jam untuk naik dan 11 jam untuk turun, dengan demikian kita harus mendirikan tenda di perjalanan. Karena itu pakaian hangat dan perlengkapan tidur seperti sleeping bag, matras, tenda dsb, serta perlengkapan masak adalah keharusan.
Jalur Bremi
Untuk mencapai Desa Bremi ( 960 m.dpl ) sangat mudah karena ada bis umum yang menuju desa ini 2 ( dua ) kali sehari dari terminal bis Probolinggo lama, jam 06.00 pagi dan jam 12.00 siang, yang tarifnya Rp.3.500,- atau dari Terminal Bayuangga, Probolinggo naik bis atau minibus menuju Pajarakan dengan tarifnya Rp. 1500,-, karena disini ada minibus menuju Desa Bremi yang tarifnya Rp.3.500,-. Tetapi bila pergi berombongan, dari Terminal Bayuangga ada minibus yang dapat membawa kita langsung ke Bremi.
Sampai di Bremi, kita harus melapor pada petugas KSDA Krucil di Bremi untuk meminta ijin melakukan pendakian dan usahakan pendakian kita lakukan pada pagi hari.
Di Bremi sebaiknya kita menginap untuk melanjutkan perjalanan pagi harinya. Di desa ini, terdapat penginapan relatif murah.Untuk menginap kita bisa menghubungi Pak Bawon atau masyarakat setempat tentang yang mengelola penginapan. Salah satunya adalah penginapan bekas peninggalan Belanda yang memiliki ciri bangunan yang khas.
Esok harinya kita berjalan menyusuri jalan berbatu, menuju Perkebunan Air Dingin, mendekati gerbang Perkebunan berbelok kekanan menuju Danau Taman Hidup ( 1.900 m.dpl ). Perjalanan melewati hutan alam produksi dan hutan pinus dan kita akan menjumpai banyak tanjakan yang mempunyai kemiringan yang tinggi. Perjalanan membutuhkan waktu 4 jam pendakian kita akan sampai di Taman Hidup. Danau Taman Hidup merupakan sebuah danau yang sangat indah, disekelilingnya terdapat lereng - lereng gunung yang mempunyai vegetasi yang rapat. Keanekaragaman hewan air bisa kita jumpai serta binatang banyak berkeliaran.
Danau Taman Hidup
           Di sepanjang jalan, terutama di awal-awal perjalanan lewat jalur Bremi akan kita temui banyak lintah dan tumbuhan api - api di kanan - kiri. Jadi sebaiknya lindungi diri dengan baju lengan panjang dan pelindung kaki ( gaiter ).
Setelah berjalan 7 jam melalui perkebunan damar dan hutan tropis dari Bremi, kita akan sampai di Aeng Kenek. Sesampai di Aeng Kenek, kita menempuh perjalanan 1 jam lagi, dan kita sampai di Aeng Poteh atau Cisentor, yang merupakan persimpangan jalan menuju puncak dan ke arah Baderan.
Di Aeng poteh, terdapat air sungai yang mengalir jernih,yang bewarna keputih-putihan. Karena itulah tempat ini dinamakan Aeng Poteh ( aeng = air, poteh = putih ).
Di Aeng Poteh, persimpangan Cisentor, pada bulan - bulan tertentu seperti bulan September akan kita jumpai tikus - tikus hutan yang amat banyak dan hiperaktif. Tikus - tikus ini berani mendekati kita dan tak segan-segan untuk menggigit carrier untuk mendapatkan makanan di dalamnya. Jadi pastikan bahwa carrier kita terlindungi dengan baik. Begitu juga dengan kerapatan pintu tenda, karena bukan tak mungkin tikus-tikus akan menyelinap masuk dan bermain - main di kontur wajah kita.
Setelah perjalanan sekitar 1 jam 45 menit menuju puncak, kita akan melewati Rawa Embik, dimana terdapat sungai yang merupakan tempat minum kambing - kambing gunung. Disepanjang perjalanan banyak tempat untuk mendirikan tenda, dan air tersedia cukup melimpah. Perlu 1 jam perjalanan lagi untuk mencapai Puncak Rengganis ( 2.920 m.dpl ).
Di Gunung Argopuro, puncak yang sering dikunjungi adalah Puncak Rengganis, Puncak Argopuro ( 3.088 m.dpl ) jarang dikunjungi karena jalannya tertutup hutan lebat. Di Puncak Rengganis ini pernah ditemukan arca Dewi Rengganis, yang menurut cerita adalah putri Raja Majapahit terakhir, Raden Brawijaya, yang melarikan diri dan menyepi di Gunung Argopuro. Di puncak ini masih ditemukan petilasan Candi yang telah runtuh.
Puncak Rengganis ini, merupakan bekas kawah belerang. Menurut kepercayaan setempat di Puncak Rengganis ini terdapat pusat kerajaan para lelembut ( jin ). Sehingga dari waktu kewaktu ada para pengunjung yang menaruh sesajian di Puncak Rengganis ini.
            Jalur Baderan
Untuk capai Desa Baderan, dari Surabaya kita menuju Probolinggo dengan bis. Kemudian diteruskan menuju Banyuwangi turun di Besuki. Dari Besuki diteruskan menuju Besa Baderan ( 725 m.dpl ), yang jaraknya 22 km dari Besuki, dengan menggunakan angkutan umum ( Rp. 1500, siang ).
Sebelum mendaki kita harus melapor pada petugas KSDA untuk meminta ijin dan menyiapkan air disini, karena air hanya akan kita jumpai di Sumber Air ( 5 jam perjalanan dari Baderan ). Dari Baderan kita menuju Cemoro Panjang ( 2.141 m.dpl ), selama 7 jam perjalanan, melewati Sumber Air ( 1.710 m.dpl ). Hutan yang dilalui adalah hutan pinus dan hutan alam. Dari Cemoro Panjang kita menuju Alun - alun Kecil ( 2.040 m.dpl ), kurang lebih 1 jam 15 menit, dan dilanjutkan menuju Alun - alun Besar atau yang lebih dikenal dengan Sikasur ( 2.500 m.dpl ), selama 2 jam 45 menit.
Perjalanan 3 jam dari Cikasur kita sampai di Aeng Poteh atau persimpangan Cisentor, pertigaan Baderan - Puncak - Bremi. Turun dari puncak Argopuro, kita dapat memilih turun lewat Bremi selama 11 jam, atau kembali lewat Baderan selama 13 jam.
Sikasur, berupa padang rumput yang luas, sangat bagus untuk dijadikan camp, karena terdapat sungai kecil yang mengalir jernih dihiasi tumbuhan Selada air ( penduduk setempat menyebutnya Arnong ). Di Sikasur ini juga terdapat bekas lapangan terbang yang dibuat oleh A.J.M Ledeboer pada tahun 1940-an. Lapangan terbang tersebut, konon digunakan untuk kegiatan pembudidayaan rusa yang didatangkan dari luar, sisa - sisa populasi masih ada tetapi semakin berkurang.
Jika ingin mendaki Gunung Argopuro, terlebih dahulu kita harus meminta ijin ke BKSDA ( Balai Konservasi Sumber Daya Alam ) Jawa Timur di Surabaya Atau bisa juga ke Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur II dengan alamat, Jl. Jawa 36, Jember 68101, telp. ( 0331 ) 85079. Di Bremi, kita harus melaporkan diri dulu di Pos Sub KSDA Pegunungan Yang Barat di Krucil, terletak 2 km sebelum Bremi.
Semoga bermanfaat…Selamat mendaki….dan Salam Lestari…

sumber : belantaraindonesia.org dengan perubahan seperlunya

Selasa, 27 September 2011

Kita..Argopuro...

Ingin ku denganmu di ujung dermaga
di tepian Danau Taman Hidup yang indah
membagi sinar senja bersama,,menikmati siluet sunset berdua
sambil merendam kaki-kaki letih kita,,setelah berhari-hari menjelajahi Argopuro yang sunyi
hanya kita,,dua raga melintas belantara,,menelusuri panjang sabana
jalan tanah,,kadang berbatu
terjal,,tapi tak pernah membuat kita ragu
kita tak pernah menyerah walau lelah
hingga berdiri menginjakkan kaki di puncak tertinggi
dan meresapi sensasi magis Puncak Rengganis
Ya,,
keindahan danau yang menyamai Ranu Kumbolo
sesepi Mandalawangi
sebeku Arcopodo

Hmm..
Tapi cerita Argopuro masih sebatas angan,,sebutir debu di Segara Mimpiku
Will someday we're really there?
I don't know,,but I hope so..

Kita..Argopuro...

Danau Taman Hidup, Argopuro

Kamis, 15 September 2011

Guiding LiHC to the Summit of Mt. Merbabu

Hai para pecinta Petualangan..
          Kali ini aku akan sedikit membagi cerita tentang pendakian Merbabu, 13-14 September 2011 bersama 4 orang yang tak ku kenal yang kemudian menamakan diri mereka LIHC. Ini adalah pertama kalinya aku menjadi guide pendakian, meskipun aku sendiri tak begitu yakin akan jalur pendakian Merbabu via Wekas yang sudah 1 tahun 5 bulan tak kujamah lagi. Terakhir aku mendaki merbabu adalah 9-10 April 2010 bersama Kakex dan Ian.
           Kami memulai pendakian pada pukul 6.30 malam setelah shalat Maghrib+Isya' di Basecamp Mitra Indah, Wekas dengan formasi Adit, Yusnet, Lambank, Rizky, dan aku sendiri. Dari perbincanan kami, ku tahu bahwa baru Adit yang pernah mendaki gunung, 3 bulan lalu di gunung ini lewat jalur Wekas juga, tapi hanya sampai Pos II. 
           Jalur pendakian langsung nanjak abizz dari Basecamp, berupa tatanan batu di jalan desa, lalu berubah menjadi jalan cor di etape ladang hngga batas Taman Nasional Gunung Merbabu. Rizky yang berbody cukup subur dan perokok cukup berat mulai merasa keberatan, dan sangat sering berhenti, dan akhirnya dia memutuskan untuk turun setelah lama berdebat di samping Makam A. Formasi berkurang, kini tinggal 4 orang.
          Dari makam A, kami ambil jalur kiri yang menurut peta nanti kami akan menemui Pos I. Perjalanan relatif lambat, maklum semuanya pemula, tapi aku cukup menikmati pendakian ini. Kami sedikit salah ambil jalur sehingga kami melewati jalur yang "tidak populer", sangat menanjak dan sangat melelahkan. Kami meras lega saat kami menemuan jalur yang "sesungguhnya', lalu istirahat cukup lama sambil menikmati Purnama. Hutan terlihat terang meski tanpa lampu. Cukup indah, dan cukup mendamaikan hati..(wesehh...)
          Lanjut...
          Jalur selanjutnya cukup landai, meski tetap menanjak. Pos II terasa jauh sekali, mungkin karena kami terlalu sering berhenti. Hingga akhirnya kami sampai di Pos II pukul 10.35. 4 jam perjalanan Basecamp-Pos II, 2 X lebih lama karena biasanya hanya 2 jam. Pos II merupakan camping site yang populer digunakan untuk mendirikan tenda karena Pos II cukup luas, ada sumber air (dari pipa yang bocor). Kami segera memasak air dan mie untuk mengganjal perut lapar kami yang belum kemasukan makan malam, sambil membuat api unggun untuk melawan dingin angin yang berhembus cukup kencang.

Sek sek...bersambung sek yo...

Pos 3 (memoriam)

Yusnet - Arie - Lambank - Adit

PMTG adventure

 Puncak Kenteng Songo (3142 mdpl)

Dokumentasi Perjalanan Pendakian

Sabtu, 10 September 2011

MERAPI #10 : Mewujudkan Mimpi Sahabat

5 September 2011

Packing2 at Basecamp BaraMeru, Selo, Boyolali (7.50 pm)


6 September 2011
Sunrise at Memoriam, Mt. Merapi (5.44 am)
Sidiq - Tyaz - Arie - Cinsan - Winky


Tyaz on the Sand Track (6.32 am)

Menikmati Ketinggian (7.03 am)
Menggapai Puncak Merapi Pasca Erupsi (7.24 am)

Cebret - Sidiq - Winky - Tyaz (7.25 am)
Kakex (C-001-PMTG) on the Summit of Mt. Merapi (7.43 am)



Sidiq (C-006-PMTG) : Merah Putih di Puncak Tertinggi (8.02 am)

Summit of Mt Merapi

"Mewujudkan Mimpi"
Arie (C-007-PMTG) - Tyaz (C-039-PMTG)- Winky (C-038-PMTG)

Breakfast Menu

Arie - Andank - Winky at Pasar Bubrah

Menuruni Jalur Lumut

 Menuruni Jalur Lumut
The End of The Mountaineering