Kamis, 14 Juli 2011

A JOURNEY TO SAMBOLO BEACH, ANYER

Huy! para pecinta petualangan,,
          Di postingan kali ini aku tidak akan berbicara tentang pendakian di salah satu gunung, tapi aku akan membagi petualanganku di salah satu pantai di Kota Baja. Ini ceritaku..
*****
          Ini adalah hari keempatku berada di Cilegon, tepatnya di PCI, rumah kakakku. Aku  dan adik iparku memang telah lama berencana untuk menghabiskan liburan semester genap yang cukup lama ini di sini. Namun, 2 hari pertama aku dan adikku hanya di rumah saja karena kondisi tubuh yang kurang fit. baru hari ketiga kemarin aku pergi agak jauh ke Ramayana untuk membeli pakaian bagus dengan harga yang sangat murah karena diskon. Bayangkan, kemeja merk Platini seharga Rp259.000,00 hanya menjadi Rp77.000,00. hahaha..Tapi akhirnya aku "kepincut" a.k.a tertarik dengan baju lapangan The North Face abu-abu tua seharga Rp75.000,00. (kayaknya sih bajakan, tapi yang penting aku suka.. Whatever People Say!!)
          Ini adalah hari keempat, dan hari ini aku akan membagikan sedikit cerita tentang perjalanan liburanku ke Anyer, tepatnya di Pantai Patra Bendulu, atau lebih dikenal dengan nama Pantai Sambolo.
          Pantai Sambolo adalah sebuah pantai pasir tanpa karang yang terletak di sebelah barat daya kota Cilegon. Aku dan adikku, Taufiq Alhamdani a.k.a Opik, berang kat dari rumah (PCI) pada pukul 1.55 siang dengan angkot warna ungu yang biasa lewat jalan depan perumahanextra luas ini. Karena macet, beru setengah jam kemudian kami sampai di Supermall Cilegon, lalu kami turun dengan membayar ongkos Rp3.000,00 per orang. Kemudian kami naik Angkot warna silver untuk bisa sampai di Anyer. Jalan masih macet (karena masih di Kota Cilegon), bunyi klakson seperti tak henti-hentinya terdengar. Koyo Medan wae.. hehe..  Setelah keluar dari kota jalan mulai lengang, namun jalan yang tadinya rata kini berubah, sangat-sangat tidak layak. Jalan berlubang di sana-sini, bahkan lebih parah dari cilacap (berlubang). Mungkin karena di sana merupakan daerah industri, yang menggunakan truk-truk besar untuk membawa bahan baku atau produk jadiya ke luar pabrik. Sepanjang jalan (rusak parah), aku melihat beberapa ondustri besar, seperti Krakatau Steel, Indocement (Semen Gresik), Petrochemical, Sankyu International, dan masih ada yang lain. (lupa namanya). ya, sepanjang jalan aku melihat-lihat suasana Cilegon dari balik jendela angkot yang terus melaju melintasi Jalan raya anyer.

 Peta Cilegon (PCI) - Pantai Sambolo Anyer

          Sekitar pukul 3.25 kami sampai di Pantai Sambolo Anyer dengan ongkos Rp7.500,00 per orang. Kami segera masuk ke Objek wisata ini dengan membayar tiket Rp2.500,00 per orang. Setelah membayar, kami langsung menuju pantai yang tak jauh dari jalan raya tersebut. Wow.. Ternyata memang cukup indah. Pantai pasir tanpa karang dengan ombak yang cukup kecil. Sayangnya cuaca sore ini tak begitu cerah, agak sedikit mendung, sehingga pemandangan kurang begitu bagus, terutama hasil  gambar di foto. Namun kami tetap menikmatinya seperti banyak orang yang datang sore ini.
 Pantai Sambolo Anyer
 Opik - Arie

Beach Jumping

 PMTG de Anyer
 a Gift for

 Enjoy the view of Sambolo
          Rencana semula, kami hanya akan menikmati pemandangannya saja sambil berfoto-foto di sini, paling jauh mungkin hanya bermain air. Tapi saat berjalan di pantai (daerah ombak), ada ombak yang cukup besar dan membasahi celana pendek kami, akhirnya kami putuskan untuk "nyemplung" sekalian meskipun kami tidak membawa baju ganti, hanya celana saja. Tanggung juga sudah jauh-jauh dari Magelang sampai Anyer cuma lihat-lihat. hehe.. Saat di pantai, memang lebih asik jika berenang daripada hanya berdiam di pinggir pantai dan melihat ombak. Gak seru!! Ombak yang tak terlalu besar membuat kami menikmati acara mandi di pantai ini tanpa takut terseret ombak.
          Saat mulai bosan minum air asin, kami berhenti dan duduk-duduk di atas pasir sambil mengambil gambar, melihat kanan kiri, dan juga serunya orang-orang yang sedang naik Banana Boat. Ada rasa ingin naik juga, tapi kami hanya berdua, terlalu mahal jika ongkos sewanya hanya dibagi berdua. Saat sudah merasa cukup istirahatnya, kami main air lagi, lalu istirahat, lihat-lihat lagi, lihat orang-orang lagi (cewe' terutama). :D Tiba-tiba ada 3 cewe' yang datang dan foto-foto di samping tempat kami duduk. Ku dengar dari percakapan mereka, sepertinya mereka asik-asik orangnya, cukup friendly, terutama yang berkaos biru . Kemudian aku bangkit, berencana untuk nyemplung lagi. Saat berjalan ke air, dia (Kaos biru) hanya bermain-main ombak di tepian saja, lalu ku sapa, "nyemplung sekalian aja. hehehe..", kemudian dia menjawab, "Wah, gak bawa baju ganti. Soalnya gak persiapan apa-apa.". Lalu aku berlalu ke laut, dia masih foto-foto.
           Beberapa saat kemudian, kulihat mereka bertiga naik ATV (yang harga sewanya Rp100.000,00 selama 20 menit. Gila!! ) dan kemudian menghilang tak terlihat lagi. Dan aku terus mandi, bermain ombak, istirahat lagi, foto-foto, dan menikmati matahari yang semakin bergerak ke barat.

Meluncur di atas ombak

 Opik di atas Papan luncur

         Banana Boat

           Tak berapa lama kemudian, mereka terlihat lagi. Mereka menghampiriku dan mengajak naik Banana Boat agar jumlahnya pas 6 orang, sementara mereka hanya 4 orang (ditambah 1 cowo' lagi), selain itu agar patungan ongkos sewanya lebih murah. Aku dan Opik setuju, dengan membayar masing-masing Rp25.000,00. Setelah sedikit ngobrol dan kenalan, ku tahu nama mereka, Lia (si kaos biru), Bobby, Putri dan Ismi (2 cewe' yang pake baju sama, ternyata kembar), mereka semua adalah kakak-adik.  Setelah memakai rompi pelampung yang disediakan, kami naik ke Banana Boat yang telah siap dengan urutan Lia, Bobby, Ismi, Putri, Opik, dan aku paling belakang. Here we go.... Semua berteriak dengan semangat saat Boat mulai berjalan menarik Banana kami. Ini pengalaman pertamaku naik Banana Boat, dan ternyata menyenangkan. Di perjalanan, kami di foto beberapa kali oleh salah satu crew Banana Boat dengan kamera milik Bobby, sambil terus berteriak-teriak melawan adrenaline yang terpompa. Dari atas Banana, aku bisa menikmati pantai, serta matahari yang mulai berwarna orange di atas hamparan Selat Sunda yang luas. Sungguh indah..dan menyenangkan sekali. Seperti wahana Banana Boat lainnya, di akhir perjalanan para penumpang akan dijatuhkan ke air, meskipun putri dan Ismi tak mau karena mereka tak bisa berenang, tapi tetap saja akhirnya kami semua tercebur ke air. Memang kami tercebur ke air sedalam leher, tapi ombak yang terus bergerak membuat tempat itu kadang menjadi lebih dalam. Putri dan Ismi memang tidak bisa berenang. Putri yang posisinya dekat denganku kemudian aku pegang tangannya dan kubawa ke tepi. Ombak membuatku terbawa ke posisi semula lagi karena pelampung malah membuatku sulit berenang. Lalu kucoba lagi untuk menarik Putri ke pinggir sampai pasir. Ya, sebuah pengalaman yang menyenangkan dan berkesan.
 Lia - Bobby - Putri - Ismi

          Kami kemudian hanya duduk-duduk di pasir pantai, ngobrol-ngobrol sambil menenangkan nafas kami yang cukup ngos-ngosan. Saat duduk-duduk ada hal yang lucu, tapi juga kasihan sebenarnya. Lia, yang duduk di pantai daerah ombak dengan papan luncur yang kami sewa tadi, tiba-tiba terhantam ombak dari belakangnya hingga terjungkir-balik. Antara tertawa dan kasihan. Tapi kami memilih untiuk tertawa, karena memang lucu. :)
          Matahari semakin hilang di balik awan, Kami semua kemudian meninggalakan pantai untuk mandi di kamar mandi umum dengan membayar Rp2.000,00 per orang. Aku dan Opik yang tak membawa kaos ganti hanya memakai jaket saja. Lumayanlah daripada pakai kaos basah, bisa masuk angin sampai Cilegon. Sebelum mandi, aku sempat minta FB+Nomor HP Bobby. Aku kemudian pamit untuk pulang duluan  lewat SMS karena mereka belum selesai mandi.

Plank Papan Nama di Pintu Masuk Objek wisata Pantai Sambolo anyer

          Beberapa menit menunggu, akhirnya angkot silver datang juga (sekitar pukul 6.15).  Kami pulang melalui jalan yang sama, dari Anyer memang mulus, tapi sampai di kawasan industri berlobang parah. Hujan deras tiba-tiba mengguyur saat sampai di Krakatau Steel. Di sini sepertinya tidak ada misim kemarau, karena hujan tetap ada sepanjang tahun. Satu jam kemudian kami sampai di supermall, kemudian ganti angkot ungu. Kami turun di Alfamart PCI untuk membeli beberapa barang, lalu berjalan kaki menuju rumah.  Kami sampai di rumah kakakku pukul 7.40.

          Hmmm...Benar-benar hari yang menyenangkan, Liburan di Pantai, Naik Banana Boat, punya teman baru, dan pengalaman baru.. Sangat berkesan..

Besok kemana lagi ya..?!
Tunggu ceritaku selanjutnya...
salam Petualangan..

4 komentar:

  1. iya, keren tuh pantainya..

    BalasHapus
  2. yo'i bro...
    Daerah banten yang bagus mana lagi ya pantainya.??

    BalasHapus
  3. woaa....ari keren begete!!salut....
    kpn2 aku hrz ksna!

    BalasHapus
  4. @anonim 15 Juli :
    iaa..keren kok pantainya...

    bdw..orang mana??
    lam kenal saja..

    BalasHapus